Saturday, December 24, 2011

Tips: Hamil Tetap Bisa Bepergian

Tips: Hamil Tetap Bisa Bepergian
Tak perlu ketakutan berlebihan, namun jangan pula serampangan. Berikut tips bila bertugas ke luar kota atau ke luar negeri saat Anda hamil
  • Harus ada “lampu hijau” dari dokter kandungan Anda. Artinya, setelah melalui pemeriksaan, kondisi kehamilan Anda dinyatakan “aman”.
  • Mintalah rekomendasi alamat dokter atau rumah sakit yang dapat dihubungi di tempat tujuan.
  • Mintalah bekal obat-obatan dan supleman yang mungkin perlu Anda konsumsi selama diperjalanan, untuk menjaga kondisi kehamilan Anda. Misalnya, obat untuk mengatasi kontraksi yang timbul akibat kelelahan.
  • Bawalah juga obat-obatan pribadi, misalnya vitamin, minyak kayu putih.
  • Bawalah buku riwayat kesehatan kehamilan Anda.
  • Hindari duduk terlalu lama pada satu posisi yang sama selama dalam perjalanan. Jika Anda naik pesawat, pilihlah tempat duduk dekat gang agar Anda mudah berjalan-jalan atau ke toilet. Jika naik mobil, cari waktu untuk berhenti dan beristirahat sebentar. 
  • Pelajari cuaca atau musim serta suhu udara di tempat tujuan. Bawalah baju sesuai cuaca setempat, sehingga Anda tidak “tersiksa” karena kepanasan atau kedinginan.
Asal berhati-hati dan tak perlu memaksakan diri, Anda tetap bisa bepergian secara aman

Merawat Puting Payudara

Merawat Puting Payudara
Puting payudara perlu dirawat agar bagian ini senantiasa bersih dan menonjol, sehingga memudahkan proses menyusui. Namun perlu hati-hati mengingat perawatan ini bisa memicu produksi hormon oksitosin yang bisa menyebabkan kontraksi rahim.

Untuk itulah perawatan puting payudara biasanya dianjurkan ketika kehamilan sudah menginjak usia 37 minggu ke atas. Jadi, jika sampai terjadi sesuatu, maka bayi sudah dapat hidup di luar inkubator.

Kebersihan puting dapat Anda jaga dengan cara membersihkannya setiap hari dengan air hangat setelah mandi. Hindari membersihkan puting payudara dengan sabun, karena akan menyebabkannya kering dan pecah-pecah, sehingga terasa perih.

Selain itu, untuk menjaga agar puting tetap menonjol serta sel-sel kulit mati terlepas dari puting, Anda dapat melakukan hal-hal berikut.  
  • Oleskan baby oil, minyak zaitun atau minyak kelapa ke ujung telunjuk dan ibu jari kanan. 
  • Jepitlah puting dengan telunjuk dan ibu jari yang sudah diolesi dengan minyak tadi. 
  • Lakukan gerakan memutar secara bolak-balik dengan arah berlawanan.
  • Lakukan hal seperti itu pada puting payudara yang lain. 
  • Jika puting payudara melesak ke dalam, Anda dapat membeli alat khusus yang ditempelkan di seputar puting payudara. Mungkin Anda perlu melakukannya selama berminggu-minggu, atau sesuai petunjuk dokter, agar puting dapat terbentuk menonjol. Dengan begitu, diharapkan bagian yang menonjol ini kelak dapat berfungsi dengan baik ketika menyusui buah hati Anda.  

Sukses Perah ASI di Kantor

Sukses Perah ASI di Kantor
Pikiran tenang dan rileks, adalah kunci sukses memerah ASI di tempat kerja. Bantu dengan melihat foto bayi Anda saat memerah, sehingga lebih mudah mengaktifkan hormon serotonin dan ASI pun mengalir deras.
  • Tetapkan jadwal rutin dan atur konsistensi waktu memerah, misalnya pukul 09.00-10.00 lalu pukul 12.00-13.00 dan terakhir sesaat sebelum pulang kantor sekitar pukul 16.00-17.00. Menerapkan jadwal rutin adalah salah satu cara agar mendapat reflek pengeluaran ASI (let down reflex) yang optimal.
  • ASI sedapat mungkin tetap diperah seandainya jadwal terlewat, karena pengosongan payudara merupakan salah satu cara menjaga produksi ASI tetap lancar. Sedikit meleset dari jadwal tidak akan terlalu memengaruhi asalkan jangan ditunggu sampai payudara bengkak.
  • Gunakan pompa ASI yang cocok, dan sesuai kenyamanan Anda. Pengeluaran ASI oleh pompa ASI tidak selancar dengan isapan bayi. Sebelum memerah, rangsang puting dengan jari dan tujukan pikiran kepada bayi.
  • Usahakan santai dan tidak memikirkan urusan pekerjaan di saat memerah. Bantu dengan melihat foto bayi Anda saat memerah, yang bisa mengaktifkan hormon serotonin (hormon yang memicu rasa bahagia dan gembira) sehingga akan membantu produksi dan pengeluaran ASI lebih deras. Perasaan tegang, malu, takut gagal, sakit, lelah dan gelisah dapat mengakibatkan gangguan dalam refleks pengeluaran ASI.
  • Simpan ASI di cooler box atau kulkas, rekatkan wadah ASI dengan label tanggal ASI diperah dan nama Anda.

Memerah ASI, Manual VS Pompa

Memerah ASI, Manual VS Pompa
Memerah ASI bisa manual, bisa memaki pompa. Masing-masing memiliku keuntungan dan kekurangannya. Apapun pilihannya, bunda tahu  yang terbaik untuk memerah ASI.

CARA MANUAL. Hanya bermodalkan kedua tangan, Anda siap memerah ASI
Keuntungannya:
  • Lebih efektif mengosongkan payudara, terutama saat ASI tinggal sedikit. Dengan pijatan langsung di payudara Anda bisa mengeluarkan ASI yang tersisa.
  • Jumlah hasil ASI perahan secara manual biasanya lebih banyak dibanding ASI yang diperah dengan pompa karena Anda bisa memerah ASI sampai habis.
  • Lebih efektif  merangsang payudara untuk terus memroduksi ASI. Begitu payudara kosong setelah diperah,  otak   memerintahkan tubuh untuk memroduksi ASI.
  • Lebih ekonomis. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pompa,    baterai atau  biaya listrik untuk mengoperasikan pompa elektrik.
  • Tidak bergantung pada alat. Bila lupa membawa pompa Anda masih bisa memerah ASI. Anda juga tidak perlu membawa banyak peralatan,   cukup wadah steril untuk menampung ASI.
  • Anda tidak direpotkan untuk membersihkan pompa ASI karena yang dibutuhkan hanya tangan yang bersih untuk memerah ASI.
  • Bonding lebih  kuat karena sebelum memerah ASI Anda harus memijat payudara untuk merangsang ASI dan ini dilakukan sambil melihat foto si kecil.
Kekurangannya:
  • Harus tahu teknik memerah ASI yang tepat agar bisa memperoleh hasil   maksimal. Jika tidak, Anda bisa menghabiskan banyak waktu untuk memerah tapi hasil yang didapatkan hanya sedikit.
  • Melelahkan karena menggunakan tenaga sendiri untuk memerah ASI.
  • Tidak bisa melakukan kegiatan lain karena kedua tangan bekerja untuk memerah ASI.
  • Butuh  ruang  tertutup saat memerah ASI.
PAKAI POMPA. Ada dua alat yang bisa digunakan, pompa tangan atau pompa elektrik.
Keuntungannya:
  • Tidak melelahkan karena  pada pompa elektrik, mesin yang bekerja memompa ASI. Bila Anda menggun akan pompa manual, Anda bisa bergantian menggunakan tangan kanan dan kiri untuk memompa.
  • Lebih hemat waktu, apalagi bila Anda menggunakan pompa ASI ganda. Dengan dua pompa, Anda bisa memerah kedua payudara sekaligus.
  • Anda masih bisa melakukan aktifitas lain sambil memerah ASI karena satu tangan masih bisa bergerak, misalnya membaca majalah atau menulis
  • Bila Anda menggunakan pompa elektrik sederhana dan dengan sedikit bantuan orang lain, Anda bisa memerah ASI sambil menyusui bayi.
  • Lebih mudah dilakukan di mana saja, seperti di dalam mobil dalam perjalanan. Anda tinggal tutup dengan nursing apron dan Anda bisa langsung memerah ASI.
Kekurangannya:
  • Kurang nyaman, bahkan beberapa ibu merasa sakit di masa awal menggunakan pompa ASI. Anda harus perhatikan dengan cermat instruksi penggunaan pompa ASI sehingga bisa menempatkan payudara dengan tepat agar tidak sakit saat dipompa. Pompa manual yang menggunakan tekanan negatif tidak dianjurkan, karena dapat merusak saluran ASI
  • Kurang efektif dalam mengosongkan payudara. Saat ASI tinggal sedikit biasanya ASI tidak bisa keluar bila dipompa dengan alat, namun bila Anda perah secara manual sebenarnya masih ada ASI yang keluar.
  • Anda bergantung pada alat, sehingga bila pompa tertinggal, baterai habis atau tidak ada tenaga listrik, Anda tidak bisa memerah ASI. Belum lagi ada banyak alat yang harus dibawa, selain wadah penampung ASI.

Kiat Memerah ASI, Secara Manual dan Pompa

Kiat Memerah ASI, Secara Manual dan Pompa
Ketika kita jauh dari bayi, ASI harus tetap dikeluarkan untuk persediaan bayi Anda jika sewaktu-waktu Anda pergi keluar rumah. Juga, agar produksi ASI tidak berkurang.

ASI dapat diperah melalui tiga cara, yaitu menggunakan tangan, menggunakan alat secara manual, atau dengan pompa elektrik. Cara apa pun yang Anda pilih, kebersihan adalah yang utama.

Sebelum memerah ASI, sediakan wadah bertutup yang bersih (disterilisasi dulu lebih baik) untuk menampung ASI. Jangan lupa, cuci tangan Anda dengan sabun dan air, hingga bersih.

Perhatikan posisi jari. Posisi jari tangan yang tepat dan dengan tekanan yang benar, dapat menghasilkan ASI perah yang maksimal. Asal tahu saja, saluran-saluran susu melebar di dekat areola (daerah kehitaman payudara) dan membentuk "waduk" penampung kecil di daerah itu. Bila waduk tertekan oleh jari-jari tangan Anda, air susu akan terpancar keluar melalui puting dan masuk ke dalam wadah penampung.

Berikut step by step memerah ASI dengan tangan.
  • Bersihkan puting susu dengan memerah sedikit ASI, lalu oleskan pada puting dan areola. ASI mengandung zat anti bakteri.
  • Setelah semua siap, mulailah memerah ASI, dimulai dengan merangsang puting agar refleks hormon prolaktin dan oksitosin timbul.
  • Letakkan ibu jari sekitar 2-3 cm di atas puting, dan jari telunjuk serta jari tengah sekitar 2-3 cm di bawah puting, sehingga membentuk huruf C. Tekan seluruh jari sisanya ke arah dinding dada
  • Tekan areola dengan gerakan memutar dari belakang puting antara ibu jari dan jari lain ke arah puting lalu lepaskan. Bila Anda melakukannya dengan benar, tindakan ini tidak menimbulkan rasa sakit. Ulangi tindakan ini beberapa kali sampai ASI keluar. Yakinkan ASI tidak mengalir melalui jari telunjuk Anda, sehingga terbuang.
  • Pindah posisi ibu jari dan jari lain pada sisi kanan dan kiri areola, lalu tekan dengan cara yang sama.
  • Agar semua waduk air susu dapat dikosongkan (di areola ada 15-20 waduk), pindahkan jari ke posisi yang lain pada payudara yang sama, setelah + 3 menit memerah pada posisi yang sama. Misalnya saja, ibu jari pada posisi jarum jam 12, 11, 10, 9, dan jam 8, masing-masing tiga menit. Jadi total kira-kira 15 menit.
Cara memerah yang benar akan mampu mengosongkan payudara, yang berarti meningkatkan produksi ASI. Nah, payudara yang kosong itu segera mengirim sinyal ke otak agar otak memerintahkan tubuh untuk memproduksi air susu. Dengan begitu, produksi susu akan lancar, bahkan hasilnya terus meningkat. Kalau produksi bagus dan pemerahan oke, maka Anda pun akan terhindar dari masalah saluran susu tersumbat, serta puting nyeri akibat tekanan di satu tempat terus-menerus.

Bisa dengan pompa. Memerah ASI bisa juga dilakukan dengan breastpump . Bahkan, Anda bisa lho menyusui sambil memompa ASI apabila:
  • Ada orang lain yang membantu memompa dari payudara yang bukan sedang disusukan.
  • Menggunakan pompa elektrik sederhana.
Yang perlu kita ingat, pompa manual yang menggunakan tekanan negatif tidak dianjurkan, karena dapat merusak saluran ASI.

Kiat Memilih Pompa.
  • Isapan pompa dapat disesuaikan dengan kenyamanan Anda . Misalnya, pegangannya dan besar pompanya.
  • Bentuknya sederhana , sehingga mudah digunakan dan mudah dibersihkan.
  • Bisa mengisap lebih banyak setiap menitnya . Ada pula pompa yang bisa mengisap kedua payudara sekaligus, yang artinya lebih efisien

Membersihkan Breast Pump (Pompa Elektrik)

Membersihkan Breast Pump (Pompa Elektrik)
Ayo Bunda, jangan lupa untuk membersihkan pompa elektriknya. Jangan sampai terkena bakteri dan mengenai bayi. Ini tip membersihkannya.
  • Breast pump harus dicuci setelah dipakai untuk menghindari bakteri dan jamur tumbuh di sana. Bagian yang dicuci: botol, corong, leher dan klep. Yang tidak dicuci: mesin dan selang.
  • Siapkan air hangat campur sabun cair, bongkar breast pum. Cuci botol, corong, leher dan klep dengan air dan sabun. Setelah bersih, keringkan.
  • Simpan di tempat yang kering dan bersih.
  • Saat akan dipakai, sterilkan, setelah itu baru dirangkai kembali.

Tips Menyimpan ASI Perah

Tips Menyimpan ASI Perah
Memerah dan menyimpan ASI memang menjadi solusi tepat untuk ibu bekerja yang ingin tetap memberikan ASI untuk bayinya. Yuk, kita cari tahu bagaimana cara yang tepat menyimpan ASI yang telah Anda perah agar tetap baik diminum bayi.
  • Wadah untuk menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.
  • Sebaiknya gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum, misalnya 125 ml.
  • Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan penampungan dan penyimpanannya telah steril dan tidak terkontaminasi.
  • Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Namun disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
  • Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).
  • Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.
  • Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.
  • Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.
  • Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut diperah.
  • Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam menyimpan ASI perah:
  • Perlu diingat, ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.
  • Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.  
Namun sebaiknya ASI beku disimpan sebagai cadangan untuk keadaan darurat, ya Bunda. Jika Anda berada di rumah, susui langsung bayi. Tidak susah kan, Bunda? Selamat menyusui! 

Membawa ASI Perah Dalam Pesawat Terbang

Membawa ASI Perah Dalam Pesawat Terbang
Ketika ibu yang sedang menyusui ingin melakukan perjalanan dengan pesawat terbang sambil membawa ASI perah, ada aturannya. Tidak perlu khawatir, ASI perah masih tetap bisa dibawa, asal mengikuti aturan.

Aturan di pesawat
1. Aturan penerbangan internasional membatasi penumpang membawa cairan, yaitu  tidak boleh lebih dari 3 ounces atau sekitar 90 mililiter. Namun untuk ASI, ternyata aturannya berbeda. Amerika Serikat melalui TSA (Transportation Security Administration atau Badan Keamanan Transportasi), menerbitkan aturan:
  • Ibu yang terbang dengan atau tanpa anak dibolehkan membawa ASI/susu formula/jus dalam jumlah lebih dari 90 mililiter, asal dilaporkan dulu (declared) di pabean.
  • ASI maupun susu formula boleh dibawa di tas jinjing atau tas lainnya. Prosedur pemeriksaannya sama dengan barang-barang lain, yaitu melalui pemeriksaan sinar X, pabean dan boleh dibawa ke kabin. Anda dan anak tidak akan diminta untuk mengetes ASI atau susu formula.  
  • Pisahkan ASI atau susu formula tersebut dari cairan lain (gel, aerosol, cairan). Simpan di dalam tas berukuran 1 liter yang memiliki ritsleting di bagian atas.
2. Aturan maskapai Nasional. Berdasarkan peraturan Dirjen Perhubungan Udara nomor SKEP/43/III/2007 tentang Penanganan Cairan, Aerosol dan Gel (Liquid, Aerosol, Gel) yang dibawa penumpang ke dalam kabin pesawat udara pada penerbangan internasional, tersebut dalam pasal 3 ayat 2 bahwa obat-obatan medis, makanan/minuman/susu bayi dan makanan/minuman penumpang untuk program diet khusus tidak usah diperlakukan seperti membawa cairan, aerosol dan gel (harus dimasukkan ke satu kantong plastik transparan ukuran 30 cm x 40 cm dengan kapasitas cairan maksimum 1.000 ml atau 1 satu liter dan disegel). Jadi, silakan membawa ASI perah ke dalam kabin tanpa dibatasi.

3. Laporkan juga ice pack di dalam cooler box ke petugas pabean saat check-in. Bila ice-pack tidak boleh dibawa, karena kemungkinan akan mencair setelah lewat batas waktu, sampaikan ke petugas pabean atau kru pesawat Anda akan menitipkan ASI perah di lemari pendingin pesawat.

Teknik memerah dan membawa ASI perah di dalam pesawat. Selain aturan-aturan membawa ASI dalam pesawat terbang, Anda perlu perhatikan juga teknik memerah ASI di dalam pesawat atau menyimpan ASI perah dalam kabin.
  • Simpan ASI perah di cooler box dengan beberapa ice pack untuk menjaga ketahanan ASI selama kurang lebih 6-7 jam atau tergantung lama perjalanan.
  • Bila tidak membawa ice pack, titipkan ASI perah di lemari pendingin di kabin.
  • Jika harus memerah ASI di pesawat, sampaikan ke awak kabin, mungkin mereka bisa membantu Anda dengan memberi deretan kursi yang kosong. Gunakan apron menyusui, permisi kepada penumpang di sebelah dan lakukan prosedur memerah ASI seperti biasa (cuci tangan, dan lain-lain).
Nah, sudah siap terbang Bunda?

Tips Merawat Anak yang Terkena Cacar Air

Tips Merawat Anak yang Terkena Cacar Air
Cacar air yang sangat menular dan disebabkan virus varisela zoster ini menyerang kulit dengan membentuk luka yang berisi cairan. Bagaimana merawat anak yang terkena cacar air?
  • Segera ke dokter untuk memastikan anak menderita cacar air atau bukan.
  • Perawatan penderita sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah pernah terjangkit cacar air. Biasanya, penderita yang sudah terkena cacar air akan kebal terhadap penyakit tersebut.
  • Anak boleh ditemui, tetapi jangan terlalu dekat jaraknya, sehingga napasnya tidak terhirup.
  • Pisahkan barang-barang yang digunakannya, seperti baju, handuk, piring, gelas, sisir, atau peralatan lain. Bersihkan peralatan tersebut secara terpisah. Tempatkan pula penderita dalam tempat tidur terpisah, ganti seprai setiap hari.
  • Jaga kualitas dan kuantitas makanan anak. Beri makanan yang tinggi kalori dan protein, juga makanan sumber vitamin dan mineral.
  • Istirahat yang cukup. Jangan biarkan anak keluar rumah selagi bintil cacar air masih dan terus timbul.
  • Minta anak untuk tidak menggaruk bintil yang gatal. Potong kukunya, atau pakaikan sarung tangan untuk mengurangi akibat garukan. Cairan di dalam bintil sifatnya menular. Selain itu,  jika terjadi  infeksi pada  luka tersebut, penyembuhannya akan lebih sulit, dan meninggalkan bekas (kropeng).
  • Oleskan obat gatal, seperti bedak calamine, untuk mengurangi gatal dan mempercepat proses pengeringan luka.
  • Minta anak mandi dengan sabun antiseptik dan ganti baju setiap hari.  
  • Perhatikan kondisi dan suhu tubuh anak setiap hari. Bila perlu, penderita diberi obat penurun panas  untuk meredakan demam.
  • Waspada kondisi darurat. Segeralah kembali ke dokter bila:
    -    Bintil (vesikel) terinfeksi kuman, misalnya berwarna merah, bengkak, bernanah.
    -    Anak demam tinggi, sakit kepala, muntah, atau gatal yang tidak hilang-hilang, saat bintil-bintil sudah menyebar ke seluruh tubuh dan keadaan anak mulai membaik. 
Pencegahan. Untuk mencegah kemungkinan terkena atau tertular cacar air, dapat diberikan vaksinasi. Kalaupun kena setelah vaksinasi, biasanya tidak sampai parah. 

Vaksinasi sebaiknya diberikan pada usia satu tahun ke atas, karena pada usia ini bayi sudah tak lagi memiliki kekebalan tubuh dari ibunya. Daya lindung vaksin ini bisa mencapai 97%, dan dapat diulang saat anak berumur 5 tahun.

Menyiapkan ASI dari Kulkas

Menyiapkan ASI dari Kulkas
Bagi ibu bekerja, pemberian ASI eksklusif tetap bisa dilakukan dengan menyimpan ASI perah di lemari pendingin. Inilah kiat pemberian ASI dari lemari pendingin
  1. Jika Anda akan mencairkan ASI perah yang disimpan di lemari pendingin pada suhu 4 derajat Celcius,s ebaiknya Anda tidak mencairkannya semalam suntuk pada suhu kamar. Sebaliknya, tidak perlu mencairkan di atas kompor.
  2. Jangan pula memanaskan dengan microwave. Pemanasan di microwave bukan saja akan menghancurkan kandungan vitamin di dalam ASI, tapi juga menimbulkan titik-titik panas (hot spots) yang bisa "membakar" lidah atau mulut bayi.
  3. Jadi, bila Anda ingin mencairkan ASI beku, kurang lebih setengah jam sebelum waktu menyusui tiba, ambil wadah ASI dari lemari pendingin. Selanjutnya hangatkan dengan memegang wadah tersebut di bawah air mengalir yang hangat. Secara bertahap tingkatkan suhu air sampai ASI cair dan hangat. Kocok wadah penampung ASI sebelum ASI diberikan pada bayi.
  4. ASI perah sudah tidak terlalu dingin tersebut dapat diberikan menggunakan cangkir atau sendok kecil yang bersih. Bila menggunakan cangkir, tempelkan bibir cangkir pada bibir bawah bayi dan biarkan bayi menggunakan lidahnya untuk meminum ASI (tidak ditumpahkan). Selain itu, yang memberi ASI perah dengan sendok/cangkir tersebut harus orang lain, bukan Anda. Agar ada konsistensi, sehingga bayi tahu kalau dari Anda ia menyusu dan kalau dari orang lain ia minum ASI perah menggunakan sendok/cangkir. Diharapkan, ia tidak akan mengalami "bingung puting".
  5. Sebaiknya Anda tidak menyimpan atau membekukan ulang sisa susu yang tidak dihabiskan bayi agar bayi terhindar dari risiko diare.
Semua upaya ini pada mulanya tampak sulit. Tapi jika sudah terbiasa, segalanya akan menjadi mudah. Jangan dulu gamang untuk mencoba. Apa pun hasil yang Anda peroleh, hargai diri Anda untuk upaya yang telah Anda lakukan. Sedikit banyak usaha Anda ini memberikan sesuatu yang terbaik bagi kesehatan bayi.

jerawat bawaan baby

Kelainan PUPPP Pada Kehamilan
Tanya: Di sekitar perut saya (hamil 8 bulan) ada banyak bintik merah yang terasa panas dan gatal, semakin membesar seperti cacar air dan menyebar ke punggung, tangan, kaki, bahkan leher. Apakah saya menderita PUPPP? Berbahayakah bagi janin?

Jawab: Pruritic Urticarial Papules and Plaque of Peganancy (PUPPP) adalah kelainan yang ditemukan pada 1 dari 180-300 wanita hamil, terjadi akibat pengaruh hormon kehamilan. Umumnya terjadi pada wanita yang hamil pertama kali, muncul pada usia kehamilan 34-35 minggu, mencapai puncaknya pada minggu ke-38 hingga saat bersalin.

PUPPP akan hilang sendiri 2-3 minggu setelah melahirkan, seiring hilangnya hormon kehamilan. Keluhan umum berupa bintil melenting atau bercak merah yang sangat gatal, yang dimulai dari stretch mark di perut, meluas ke perut, tangan, kaki, dada, dan leher, namun umumnya tidak di muka. Karena ibu hamil tampak seperti sakit campak atau alergi, banyak dokter menduga penyebabnya adalah alergi.

Saran saya, periksa ke dokter kulit untuk memastikannya. Biasanya pengobatan yang diberikan berupa losion atau bedak gatal. Namun bila gatal sangat hebat dan mengganggu, dokter akan memberi obat oral tambahan. PUPPP tidak menular ke janin.